Minggu, 06 Maret 2011

Yesaya 53 : 3-7


“TUHAN ADALAH SUMBER KESELAMATAN”
Yesaya 53 : 3 – 7

I.       PENDAHULUAN
Pemberontakan bangsa Israel terhadap TUHAN mendatangkan murka-Nya. Ketidaktaatan dan ketidaksetiaan bangsa Israel yang jatuh ke dalam dosa penyembahan berhala, dan juga ketika mereka mengandalkan pertolongan bangsa Mesir dan bukan kepada TUHAN semesta Alam adalah tindakan yang jahat di hadapan-Nya. Tindakan yang jahat tersebut mendatangkan murka (hukuman) TUHAN atas bangsa Israel, yang menyebabkan mereka harus “menikmati” upah dari pemberontakan mereka tersebut sebagai tawanan, budak, hamba; bangsa yang tertindas, dibuang ke Tanah Babel.

II.      ISI KHOTBAH
       TUHAN  memakai bangsa (=Raja) Babel untuk menyatakan murka-Nya atas pemberontakan bangsa Israel yang telah dibentuk dan dipelihara-Nya dengan kasih setia-Nya. Bangsa Israel harus menjalani hukuman sebagai bangsa yang ditindas dan ditawan di negeri Babel. Sebagai bangsa tawanan, hamba, budak, sudah barang tentu mereka mengalami penderitaan yang hebat. Yang dulunya mereka adalah bangsa yang merdeka, sekarang menjadi bangsa yang ditawan, ditindas, diperlakukan semena-mena.
Beban penderitaan yang dialami bangsa Israel di Tanah Pembuangan Babel mengakibatkan keluhan dan ratapan yang sangat mendalam bagi setiap orang (=bangsa Israel). Dan sangat berpengaruh bagi seluruh aspek kehidupan : social, ekonomi, dan terlebih lagi di bidang agama. Namun, TUHAN tidak menghendaki bangsa-Nya tersebut semakin terbebani dengan pemikiran bangsa-Nya itu bahwa akibat murka TUHAN atas mereka, maka TUHAN tidak lagi hadir di tengah-tengah mereka. TUHAN adalah setia untuk selama-lamanya, dan kasih rahmani. Dan kasih-setia-Nya itu hendak dinyatakan dalam penderitaan yang dialami bangsa Israel; dan melalui penderitaan bangsa Israel tersebut,
TUHAN juga menyatakan kasih setia-Nya kepada mereka. Dia hadir dan turut mengalami penderitaan bangsa Israel. Dia juga turut mengalami setiap derita yang dialami bangsa-Nya tersebut meskipun penyataan kasih-setia-Nya tersebut diwujudkan dalam bentuk hukuman melalui bangsa Babel. Bahkan sesungguhnya penderitaan itu, TUHANlah yang menanggung sebagaimana disebutkan dalam perikop kita ini, “Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggung-Nya, dan kesengsaraan kita yang dipikul-Nya.” Dan TUHAN juga menghendaki bangsa Israel mengetahui bahwa kehadiran dan penyertaan-Nya tersebut melalui hamba-Nya, Nabi Yesaya, yang menjadi alat TUHAN untuk menyuarakan bahwa Kasih Setia TUHAN masih ada di tengah-tengah mereka.
Setelah sekian lama bangsa Israel “menikmati” upah dari pemberontakan yang mereka lakukan terhadap TUHAN, maka TUHAN memakai Nabi Yesaya untuk menyuarakan Keselamatan/ Penebusan bangsa Israel. Di Yesaya 42: 13, “Akulah yang menggerakkan Koresh untuk maksud penyelamatan, dan Aku akan meratakan segala jalan; dialah yang akan membangun kota-Ku dan akan melepaskan orang-orang-Ku yang ada dalam pembuangan, tanpa bayaran dan tanpa suap, firman TUHAN Semesta Alam.”
TUHAN jugalah yang akan menebus segala dosa pelanggaran bangsa-Nya tersebut. “Janganlah takut, sebab aku telah menebus engkau. Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku.” (43:1). “ Aku, akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu.” (43:25).
TUHAN sendiri yang berinisiatif untuk menebus dan menyelamatkan umat-Nya, bangsa Israel dari Tanah Pembuangan Babel. TUHANlah yang menggantikan air mata, penderitaan bangsa-Nya itu dengan kesukaan dan kebahagiaan hidup sebagai penyataan Kasih Setia-Nya atas bangsa Israel. TUHAN  yang hadir di dalam suka maupun derita sebagai Penebus yang memberikan Keselamatan kekal.

III.    PENUTUP / APLIKASI  
Penderitaan yang dialami oleh bangsa Israel adalah penderitaan TUHAN juga oleh karena Kasih Setia-Nya atas mereka. Segala sengsara dan derita yang dialami bangsa Israel di Tanah Pembuangan Babel adalah juga derita-Nya. Segala penyakit (perbuatan dosa) yang dilakukan bangsa Israel telah diambil oleh TUHAN itu sendiri. Oleh bilur-bilur-Nya menyembuhkan dan melepaskan bangsa Israel.
1.      Setiap bencana yang terjadi akan menimbulkan penderitaan yang sangat merugikan umat manusia dalam konteks Indonesia. Oleh karena itu, sebagai umat yang percaya, kita harus menyakini bahwa Tuhan tidak membiarkan umatNya menderita. Dia senantiasa hadir menguatkan, menopang, melepaskan, segala penderitaan manusia. Inilah bentuk solidaritas Allah terhadap manusia.
2.      Tuhan sebagai sumber keselamatan didalam kehidupan umatNya termasuk penderitaan yang disebabkan oleh bencana yang kerap kali terjadi dalam perjalanan hidup manusia. Bentuk kepedulianNya kepada manusia adalah melepaskan manusia itu dari penderitaan.
3.      Mengingatkan kepada kita untuk tetap berharap dan mengiimani bahwa Allah tetap peduli sebab Ialah sumber keselamatan.


Selasa, 01 Maret 2011

Acara Pelantikan Majelis Resort, BPKR HKI Resort Tarutung Utara Periode 2010-2015

Altar HKI Simanungkalit-Panggabean, tempat dilaksanakannya pelantikan Majelis Resort Tarutung Utara (27/02/11)
Praeses HKI Daerah II Silindung-Pangaribuan (Pdt. S. Situmorang,STh)

 Para Majelis Resort dan BPKR HKI Resort Tarutung-Utara 2010-2015 yang dilantik.

Warga Jemaat HKI Simanungkalit-Panggabean dengan hikmat mengikuti acara Ibadah dan Pelantikan Majelis Resort Tarutung Utara